PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN
MENULIS BUKU TEKS 2
Kelompok 3 :
1.
Dede
Saputra (A1B115202)
2.
Devi
Arianty (A1B115204)
3.
Dody
Agussalim (A1B115207)
4.
Via
Elsa Alvionita (A1B115224)

KEMENTERIAN
RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG
MANGKURAT
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
2017
KATA PENGANTAR


Puji
syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayahNya
kepada saya sehingga dapat menyelesaikan tugas dari Dosen Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yaitu Ibu Noor Cahaya, M.Pd. Makalah
ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Menulis Buku Teks 2 yang
berjudul “Pendekatan Saintifik
Dalam Pembelajaran”.
Pendekatan saintifik merupakan
kerangka ilmiah pembelajaran yang diusung oleh Kurikulum 2013. Langkah-langkah
pada pendekatan saintifik merupakan bentuk adaptasi dari langkah-langkah ilmiah
pada sains. Proses pembelajaran dapat di
padankan dengan suatu proses ilmiah,
karenanya Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam
pembelajaran. Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan
dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam
pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih
mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) dibandingkan
dengan penalaran deduktif (deductiv reasoning).
Dalam penulisan makalah
ini, kami banyak mendapat bantuan, bimbingan dan motivasi baik secara langsung
maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Maka dari itu, saya berterima kasih
kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah ini. Terutama
kepada Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, yaitu Ibu Noor
Cahaya, M.Pd dan teman-teman yang sudah memberikan pengajaran, bimbingan,
kritik dan saran dalam belajar dan mengajar. Semoga makalah yang kami susun ini
dapat bermanfaat bagi saya pribadi dan pembaca.
Banjarmasin, 6
Oktober 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar....................................................................................................................
i
Daftar Isi.............................................................................................................................
ii
PENDAHULUAN
.............................................................................................................
1.
Latar
Belakang........................................................................................................ 1
2.
Rumusan
Masalah.................................................................................................... 1
3.
Tujuan...................................................................................................................... 1
4.
Manfaat .................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN.................................................................................................................
1.
Pengertian
Pendekatan Saintifik............................................................................. 2
2.
Karakteristik
Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik....................................... 3
3.
Prinsip-Prinsip
Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik.................................... 3
4.
Langkah-langkah
Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik................................ 4
5.
Penerapan
Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran............................................. 7
6.
Tujuan Pembelajaran
dengan Pendekatan Saintifik................................................ 8
PENUTUP...........................................................................................................................
1.
SIMPULAN............................................................................................................ 8
Daftar
Rujukan.................................................................................................................... iii
A.
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Pendekatan saintifik merupakan kerangka ilmiah pembelajaran yang
diusung oleh Kurikulum 2013. Langkah-langkah pada pendekatan saintifik
merupakan bentuk adaptasi dari langkah-langkah ilmiah pada sains. Proses
pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karenanya Kurikulum
2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan
saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja
yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan pelararan
induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan penalaran
deduktif (deductiv reasoning).
Pendekatan saintifik adalah
proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara
aktif mengkonstruk konsep, hukum dan prinsip melalui tahapan – tahapan
mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,
menganalisa data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau
prinsip yang “ditemukan”( Hosnan,2014: 34). Dalam pembelajaran saintifik diharapkan tercipta
kondisi pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk mencari tahu informasi
dari berbagai sumber melalui observasi dan bukan hanya diberi tahu. Pembelajaran yang melibatkan pendekatan saintifik akan
melibatkan keterampilan proses, seperti kegiatan pengamatan atau observasi yang
dibutuhkan untuk pengajuan hipotesis atau pengumpulan data
2.
Rumusan
Masalah
1) Apa
yang dimaksud dengan Pendekatan Saintifik?
2) Apa
saja karakteristik pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik?
3) Apa
saja prinsip-prinsip dalam pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik?
4) Apa
saja langkah-langkah dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik?
5) Bagaimana
Pendekatan Saintifik dalam pembelajaran?
6) Apa
tujuan pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Saintifik?
3.
Tujuan
1) Untuk
mengetahui pengertian dari Pendekatan Saintifik
2) Untuk
mengetahui apa saja karakteristik pembelajaran dalam Pendekatan Saintifik
3) Untuk
mengetahui apa saja prinsip-prinsip pembelajaran dalam Pendekatan Saintifik
4) Untuk
mengetahui apa saja langkah-langkah pembelajaran dalam Pendekatan Saintifik
5) Untuk
mengetahui bagaimana Pendekatan Saintifik dalam sebuah pembelajaran
6) Untuk
mengetahui tujuan dari pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
B.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik merupakan kerangka
ilmiah pembelajaran yang diusung oleh Kurikulum 2013. Langkah-langkah pada
pendekatan saintifik merupakan bentuk adaptasi dari langkah-langkah ilmiah pada
sains. Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah,
karenanya Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran.
Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau
proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan
pelararan induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan
penalaran deduktif (deductiv reasoning).
Penalaran deduktif melihat fenomena umum
untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif
memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara
keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke
dalam relasi ide yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena
unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum.
Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa
fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan
memadukan pengetahuan sebelumnya.
Agar dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method
of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat
diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang
spesifik. Metode ilmiah pada umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan
data melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi atau data,
menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis.
Pendekatan saintifik
adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik
secara aktif mengkonstruk konsep, hukum dan prinsip melalui tahapan – tahapan
mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,
menganalisa data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau
prinsip yang “ditemukan”( Hosnan,2014: 34). Dalam pembelajaran saintifik
diharapkan tercipta kondisi pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk
mencari tahu informasi dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan
hanya diberi tahu. Pembelajaran
yang melibatkan pendekatan saintifik akan melibatkan keterampilan proses,
seperti kegiatan pengamatan atau observasi yang dibutuhkan untuk pengajuan
hipotesis atau pengumpulan data. Menurut Sani (2014: 51) metode ilmiah pada
umumnya dilandasi dengan pemaparan data yang diperoleh melalui pengamatan atau
percobaan. Oleh sebab itu, percobaan dapat diganti dengan kegiatan memperoleh
informasi dari berbagai sumber. Dalam melakukan kegiatan tersebut, bantuan atau
bimbingan guru tetap dibutuhkan.
2.
KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK
Pembelajaran dengan metode saintifik
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Berpusat pada siswa.
b. Melibatkan keterampilan proses sains
dalam mengontruksi konsep, hukum atau prinsip.
c. Melibatkan proses-proses kognitif
yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berfikir tingkat
tinggi siswa.
d. Dapat mengembangkan karakter siswa.
3.
PRINSIP-PRINSIP
PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAITIFIK
Beberapa pendekatan saintifik dalam
kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Pembelajaran berpusat pada siswa.
b. Pembelajaran membentuk student self concept,
c. Pembelajaran terhindar dari verbalisme.
d. Pembelajaran
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi
konsep, hukum dan prinsip.
e. Pembelajaran mendorong
terjadinya peningkatan kemampuan berfikir siswa,
f. Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi
mengajar guru.
g. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan
dalam komunikasi.
h.
Adanya
proses validasi terhadap konsep, hukum dan prinsip yang dikonstruksi siswa
dalam struktur kognitifnya. ( Hosnan,2014 : 37)
4.
LANGKAH-LANGKAH
PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK
Proses
pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan
menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Langkah-langkah pendekatan ilmiah
(scientific approach) dalam proses pembelajaran meliputi menggali informasi
melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi,
menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar,
kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi
tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan
secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran
harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari
nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah (Hosnan, 2014).
Dalam buku Materi Pelatihan Guru, Syarif memaparkan bahwa pendekatan saintifik dalam pembelajaran disajikan menjadi liam pengalaman belajar, sebagai berikut :
Dalam buku Materi Pelatihan Guru, Syarif memaparkan bahwa pendekatan saintifik dalam pembelajaran disajikan menjadi liam pengalaman belajar, sebagai berikut :
a.
Mengamati (observasi)
Kegiatan mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a, hendaklah guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.
Kegiatan mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a, hendaklah guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.
b.
Menanya
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstra berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.Kegiatan “menanya” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstra berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.Kegiatan “menanya” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
c.
Mengumpulkan Informasi
Kegiatan “mengumpulkan informasi” merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/ kejadian/, aktivitas wawancara dengan nara sumber dan sebagainya. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Kegiatan “mengumpulkan informasi” merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/ kejadian/, aktivitas wawancara dengan nara sumber dan sebagainya. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
d.
Mengasosiasikan/ Mengolah
Informasi/Menalar
Kegiatan
“mengasosiasi/ mengolah informasi/ menalar” dalam kegiatan pembelajaran
sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah
memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang
bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi
yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang
berbeda sampai kepada yang bertentangan. Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan
keterkaitan satu informasi dengan informasi lainya, menemukan pola dari
keterkaitan informasi tersebut. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif
dalam menyimpulkan. Aktivitas ini juga diistilahkan sebagai kegiatan menalar,
yaitu proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang
dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Aktivitas
menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah
banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah
asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide
dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi
penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak,
pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain.
Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan
berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia.
e. Menarik
kesimpulan
Kegiatan menyimpulkan dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah data atau informasi. Setelah menemukan keterkaitan antar informasi dan menemukan berbagai pola dari keterkaitan tersebut, selanjutnya secara bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok, atau secara individual membuat kesimpulan.
Kegiatan menyimpulkan dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah data atau informasi. Setelah menemukan keterkaitan antar informasi dan menemukan berbagai pola dari keterkaitan tersebut, selanjutnya secara bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok, atau secara individual membuat kesimpulan.
f. Mengomunikasikan
Pada pendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan “mengkomunikasikan” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya ( Syarif,2013). Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
Pada pendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan “mengkomunikasikan” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya ( Syarif,2013). Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
g.
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM
PEMBELAJARAN
Kegiatan pembelajaran meliputi tiga kegiatan pokok, yaitu
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan
bertujuan untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif yang
memungkinkan peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
Sebagai contoh ketika memulai pembelajaran, guru menyapa anak dengan nada
bersemangat dan gembira (mengucapkan salam), mengecek kehadiran para peserta
didik dan menanyakan ketidakhadiran peserta didik apabila ada yang tidak dapat
hadir.
Dalam metode saintifik tujuan utama kegiatan pendahuluan adalah memantapkan pemahaman peserta didik terhadap konsep-konsep yang telah dikuasai yang berkaitan dengan materi pelajaran baru yang akan dipelajari oleh peserta didik. Dalam kegiatan ini, guru harus mengupayakan agar peserta didik yang belum paham suatu konsep dapat memahami konsep tersebut, sedangkan peserta didik yang mengalami kesalahan konsep, kesalahan tersebut dapat dihilangkan. Pada kegiatan pendahuluan, disarankan guru menunjukkan fenomena atau kejadian “aneh” atau “ganjil” (discrepant event) yang dapat menggugah timbulnya pertanyaan pada diri peserta didik (Rahman, 2014).
Tahapan aktivitas belajar yang dilakukan dengan pembelajaran saintifik tidak harus dilakukan mengikuti prosedur yang kaku, namun dapat disesuaikan dengan pengetahuan yang hendak dipelajari (Sani ,2014: 54). Kemudian Sani (2014:76) menyampaikan bahwa metode yang sesuai dengan pendekatan pembelajaran saintifik antara lain : pembelajaran berbasis inkuiri, pembelajaran penemuan (discovery learning), pembelajaran berbasis masalah (problem based learning), dan pembelajaran berbasis proyek (project based learning), dan metode lain yang relevan.
Dalam metode saintifik tujuan utama kegiatan pendahuluan adalah memantapkan pemahaman peserta didik terhadap konsep-konsep yang telah dikuasai yang berkaitan dengan materi pelajaran baru yang akan dipelajari oleh peserta didik. Dalam kegiatan ini, guru harus mengupayakan agar peserta didik yang belum paham suatu konsep dapat memahami konsep tersebut, sedangkan peserta didik yang mengalami kesalahan konsep, kesalahan tersebut dapat dihilangkan. Pada kegiatan pendahuluan, disarankan guru menunjukkan fenomena atau kejadian “aneh” atau “ganjil” (discrepant event) yang dapat menggugah timbulnya pertanyaan pada diri peserta didik (Rahman, 2014).
Tahapan aktivitas belajar yang dilakukan dengan pembelajaran saintifik tidak harus dilakukan mengikuti prosedur yang kaku, namun dapat disesuaikan dengan pengetahuan yang hendak dipelajari (Sani ,2014: 54). Kemudian Sani (2014:76) menyampaikan bahwa metode yang sesuai dengan pendekatan pembelajaran saintifik antara lain : pembelajaran berbasis inkuiri, pembelajaran penemuan (discovery learning), pembelajaran berbasis masalah (problem based learning), dan pembelajaran berbasis proyek (project based learning), dan metode lain yang relevan.
h.
TUJUAN PEMBELAJARAN DENGAN
PENDEKATAN SAINTIFIK
Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan
pada keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan
pendekatan saintifik adalah (1) untuk meningkatkan kemampuan intelek,
khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik. (2) untuk membentuk
kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.
(3) terciptanya kondisi pembelajaran dimana peserta didik merasa bahwa belajar
itu merupakan suatu kebutuhan. (4) diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
(5) untuk melatih peserta didik dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya
dalam menulis artikel ilmiah. (6) untuk mengembangkan karakter peserta didik
(Hosnan, 2014).
C.
PENUTUP
1.
SIMPULAN
Pembelajaran dengan pendekatan
saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar
peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui
tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),
merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulakan data
dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan
mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.
Penerapan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti: mengamati, menanya,
mencoba, menalar, mengolah, menyimpulkan, menyajikan dan mengomunikasikan.
Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan. Akan
tetapi, bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah
dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas siswa.
Dalam model pembelajaran saintifik,
peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri
berbagai fakta, membangun konsep, dan nilanilaibaruyang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkanpadapemngan keterampilansiswa dalam memproseskanpengetahuan, menemukan dan mengembangkn sndiri fakta, konsp, dan
nilai-nilai yang diperlukan.
DAFTAR RUJUKAN
Assalamualaikum wr.wb. Nama saya Raudah Putri Ekasari, NIM:A1B115219, perwakilan dari kelompok 5. Di dalam makalah kalian di jelaskan, prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik, yang ingin saya tanyakan adalah bagaimana penerapan prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran. Terima kasih.
BalasHapusWalaikumsalam wr.wb
HapusYang pertama bisa kita lihat kembali terlebih dahulu disana dijelaskan mengenai prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Disana di jelaskan bahwa pembelajaran berpusat pada siswanya dan lain sebagainya.
Nah di dalam pendekatan saintifik proses pembelajarannya berupa menggali informasi melalaui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, Menaganalisis, memalar kemudian menyimpulkan dan mencipta. Nah dengan adanya penjelasan tersebut kita bisa menerapkan kegiatan tersebut di kelas dengan menggunakan pendekatan saintifik tadi.
Assalamualaikum, nama saya Diana Safitri, NIM: A1B115205 perwakilan dari kelompok 6. Yang ingin saya tanyakan bagaimana cara mengaitkan materi pokok dengan pendekatan saintifik terima kasih.
BalasHapuswa'allaikumsallam. sebelumnya saya menjelaskan dulu bahwa pendekatan saintifik memiliki 3 ranah pengembangan pada pelajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. singkatnya kognitif adalah pengetahuan, afektif adalah sikap, dan psikomotorik adalah keterampilan. lalu bagaimana cara mengaitkan materi pokok dengan pendekatan saintifik? caranya adalah kita memasukan 3 ranah tersebut kedalam materi pokok tersebut, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. contohnya, (1) kita mengajak pelajar untuk mencari bahan pelajaran diberbagai macam sumber dan berbagai macam pengertian dari para ahli(kognitif), (2) memberikan sebuah materi atau bahan ajar yg sesuai dengan zaman serta minatnya dan mengajak meraka mengerjakan sebuah tugas berkelompok agar pelajar itu dapat bersosialisasi dengan baik. jika kita memberikan sebuah bahan ajar yg menarik minat mereka maka sikap mereka terhadap pelajaan tersebut akan baik dan jika kita mengajak mereka untuk berdiskusi dengan temannya maka sikap besosialisasi akan baik (afektif), (3) memberikan sebuah latihan yang dimana kita dapat mengukur keterampilan pelajar tersebut dari materi-materi yg sudah dipelajarinya (psikomotorik). Mungkin itu saja yg dapat saya sampaikan, semoga saudari puas dengan penjelasan saya, wasalam.
HapusAssalamualaikum wr.wb saya Hastutya Trihapsari NIM A1B115211 dari kelompok 1. Menurut kelompok anda sebagai seorang guru dengan menggunakan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran apakah anda sudah merasa pembelajaran itu lebih baik dari kurikulum sebelumnya? Berikan alasannya. Terima kasih
BalasHapusWalaikumsalam wr.wb
HapusMenurut kami sudah, karena dengan menggunakan pendekatan saintifik tersebut siswa dituntut untuk mengetahui atau mencari sendiri informasi yang ingin mereka ketahui. Dengan demikian siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Selain itu, dengan menggunakan pendekatan saintifik siswa bisa memenuhi tiga ranah dalam sebuah pembelajaran yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor.